Ahok Memenuhi Kriteria Tokoh yang Dibutuhkan Jokowi?

shares

Saat membuka Rakernas X Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi), Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut, panggung politik Indonesia selama ini dipenuhi jiwa-jiwa yang kosong.



Padahal menurut Jokowi, yang dibutuhkan Indonesia adalah pemimpin dengan jiwa yang mulia, berintegritas, jujur, memiliki etos kerja dan moralitas yang baik.

"Kita harus sadari bahwa sekarang ini dibutuhkan jiwa yang mulia, jiwa yang memiliki etos kerja baik, disiplin baik, akal budi baik, untuk apa, untuk mengantarkan bangsa negara yang kita cintai ini Indonesia maju dan sejahtera," kata Jokowi di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (19/7/2017).

Menanggapi pernyataan Jokowi, penulis Herry Tjahjono menyebut, kriteria kepala daerah yang dibutuhkan Jokowi ada pada mantan Gubernur DKIJakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, yakni integritas, kejujuran, etos kerja, moralitas, disiplin dan akal budi.

"Apakah saya lebay? Mungkin saja. Tapi sebelum menuduh saya lebay, silakan membantah dulu satu demi satu karakter mulia yang saya uraikan di atas. Adakah yang tak terdapat pada diri Ahok?" ujar Herry.
Berikut tulisan Herry Tjahjono soal Ahok yang memenuhi kriteria pemimpin yang disebutkan Jokowi, dikutip dari akun Facebooknya, Sabtu (22/7/2017),

ADAKAH YANG BISA MEMBANTAHNYA ?

By : Herry Tjahjono, rakyat NKRI.

Begitu membaca kriteria yang tertulis dalam gambar ini, benak saya spontan mengingat seorang lelaki bernama Ahok - yang kini terpuruk sendirian di penjara.

Integritas : nyaris semua yang dikatakan Ahok selaras dengan perbuatannya. Satunya kata dan laku. Sampai seorang M. Sobary berkata : filasafat Ahok lahir dari perbuatannya.

Kejujuran : Nazarudin sendiri yang bilang, Ahok satu-satunya yang tak setuju E-KTP dan menolak suap. Dan kini terbukti, hanya dia yang bersih. Dia super jujur.

Etos kerja : mana ada pejabat yang punya etos melayani dan langsung menyelesaikan masalah warganya setiap pagi seperti Ahok, mana ada orang yang masih lebih memikirkan pembangunan kotanya ketika dia dikhianati begitu rupa.

Moralitas : tak banyak, sedikit sekali pejabat yang dengan tegas mampu dan mau membedakan benar dan salah, baik dan buruk setegas dia - tanpa kompromi.

Disiplin : tak usah dibahas lagi disiplin hidupnya, bahkan sidang yang membahayakan dirinya saja dia hadiri sebanyak 21 kali tanpa absen dan tak terlambat sedetikpun.

Akal budi : tak banyak seperti dia yang berakal budi sehingga bisa merangkul, memeluk dan 'bersaudara' dengan mereka yang berbeda seperti Djarot, Habib Sting dan lainnya - meski dirinya dituduh menistakan agama.

Apakah saya lebay? Mungkin saja. Tapi sebelum menuduh saya lebay, silakan membantah dulu satu demi satu karakter mulia yang saya uraikan di atas. Adakah yang tak terdapat pada diri Ahok ?

Tapi begitulah hidup merajut manusia dengan keindahan misterinya. Manusia mulia itu justru harus mengorbankan sebagian hidupnya dalam sepi yang menghujam. Penjara, yang dimasukinya dengan tegak - meski semua karena ketidakadilan puncak yang diterimanya.

Tapi mungkin karena semuanya itulah, kemuliaannya dituntaskan.

sumber : netralnews
Loading...