ISIS Klaim Dalang di Balik Serangan Bom Gereja di Mesir

shares


Setidaknya 44 orang tewas dan puluhan luka-luka setelah serangan bom di dua gereja Mesir pada hari Minggu (9/4/2017) kemarin yang diklaim oleh kelompok ISIS.

Kementerian Kesehatan Mesir mengatakan ledakan di sebuah gereja di kota pesisir Alexandria menewaskan 17 orang dan melukai setidaknya 48 orang lain.

Ini merupakan serangan kedua yang ditujukan pada Kristen Koptik Mesirsetelah bom di sebuah gereja di kota Tanta Delta Nil menewaskan 27 orang dan melukai lebih dari 78 orang.

Kementerian itu mengatakan ledakan terjadi di Gereja Santo Markus di Alexandria, di mana Paus Tawadros II merayakan Minggu Palma.

Kelompok ekstremis Islam ini sebelumnya telah berulang kali menargetkan minoritas Kristen Mesir.

Afiliasi ISIS yang berbasis di Semenanjung Sinai mengklaim serangan terhadap sebuah gereja di Kairo pada bulan Desember yang menewaskan sekitar 30 orang dan bersumpah akan melakukan serangan lebih lanjut pada umat Kristiani.

ISIS mengklaim serangan tersebut melalui kantor berita Aamaq, setelah memperingatkan akan meningkatkan serangan terhadap umat KristianiMesir baru-baru ini.

Ledakan dilakukan pada awal Pekan Suci menjelang Paskah, dan hanya beberapa minggu sebelum Paus Fransiskus dijadwalkan akan mengunjungi negara terpadat di Arab tersebut.
CBC TV menunjukkan rekaman dari dalam gereja di Tanta, di mana sejumlah besar orang berkumpul dengan tubuh yang ditutup dengan kertas.

Paus Fransiskus mengutuk pengeboman itu, mengungkapkan "belasungkawa mendalam bagi saudara saya, Paus Tawadros II, gereja Koptik dan semua bangsa Mesir yang terkasih". Kata-kata tersebut dikeluarkan ketika Paus Fransiskus merayakan Minggu Palma di Lapangan Santo Petrus.

Grand Sheikh Ahmed el-Tayeb, kepala Al-Azhar Mesir - pusat pembelajaran terkemuka dalam Islam Sunni - juga mengutuk serangan, menyebut mereka "bom teroris keji yang menargetkan kehidupan tak berdosa".

Baik Israel  maupun gerakan Islam Hamas yang berkuasa di tetangga Gaza juga mengutuk pengeboman tersebut.

Pengeboman menambah kekhawatiran bahwa kelompok ekstrimis Islam yang telah lama berjuang melawan pasukan keamanan di Semenanjung Sinai memindahkan fokus mereka kepada warga sipil.

Turki juga mengutuk serangan tersebut.
Juru bicara presiden Ibrahim Kalin menge-tweet belasungkawanya yang mengatakan, "Kami sangat mengutuk serangan teror keji terhadap gereja-gereja di Mesir pada Minggu Palma hari ini"

Mehmet Gormez, kepala kementerian agama di Turki, "mengutuk" serangan dan mengatakan hal tersebut adalah masalah bersama seluruh umat manusia.

"Kekebalan tempat ibadah, tidak peduli agama apa, tidak dapat dilanggar dan pembunuhan umat yang tidak bersalah tidak bisa pernah diampuni," kata Gormez.

Kementerian Luar Negeri Turki juga mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengecam serangan di kota Tanta Delta Nil, yang menewaskan sedikitnya 26 orang.

"Kami menyampaikan belasungkawa kami kepada keluarga korban dan seluruh rakyat Mesir," kata pernyataan itu sebelum serangan kedua menghantam gereja di Alexandria, menewaskan sedikitnya 11 orang.

Kementerian dalam negeri Mesir mengatakan ledakan di gereja di Alexandria disebabkan oleh seorang pengebom bunuh diri yang dihentikan oleh polisi ketika mencoba menyerbu pintu masuk.

Tiga polisi termasuk di antara mereka yang tewas dalam serangan itu.[sumber : netralnews ]
Loading...